Apakah Ibu Boleh Ikut Puasa Kalau Baru Saja Melahirkan?

Masa-masa sesudah melahirkan ialah masa yang sangat membahagiakan untuk banyak pasangan. Bagaimana tidak? Setelah sembilan bulan lamanya berusaha dan menunggu, si kecil kesudahannya datang ke dunia dengan selamat. Di sisi lain, masa nifas pun adalahwaktu pengobatan dan penyesuaian untuk ibu. Lantas, bagaimana andai masa nifas kita bertepatan dengan datangnya bulan Ramadan? Bolehkah ibu ikut puasa sesudah melahirkan?

Jika disaksikan dari sudut pandang hukum agama, wanita yang baru saja mencetuskan alias sedang dalam masa nifas tidak diizinkan puasa di bulan Ramadan. Lalu bagaimana dengan kacamata medis? Nah, begini penjelasannya dari ilmu kedokteran.

Yang terjadi pada ibu sekitar masa nifas

Masa nifas merujuk pada masa rentan ibu di enam minggu kesatu sesudah melahirkan. Setelah bayi kita tiba, Anda bakal melihat sejumlah perubahan pada diri kita — baik secara jasmani maupun emosional. Selama masa nifas, tubuh Anda bakal perlahan berubah pulang ke situasi semula sebelum kehamilan.

Tentu saja tenggat masa-masa ini tidak saklek, dan dapat sangat bertolak belakang antara satu wanita dengan yang lain. Ini tergantung dari situasi kesehatan masing-masing. Malah, andai Anda baru saja menjalani operasi sesar, kita paling tidak mesti rehat sekitar 12 minggu supaya bisa pulih dari nyeri luka jahit dan operasi tersebut sendiri.

Baik lewat persalinan normal atau Caesar, Anda barangkali akan merasakan nyeri vagina dan kram enteng saat rahim kita perlahan berkontraksi pulang ke ukuran, bentuk, dan posisinya yang semula. Anda pun mungkin merasakan rambut rontok, jerawatan, gampang emosi, bolak-balik buang air kecil, dan berkeringat di malam hari hingga hormon tubuh Anda pulang normal.

Sebuah riset di Australia terhadap 204 wanita mengejar bahwa sebanyak efek mencetuskan seperti gampang lelah, sakit punggung, inkontinensia urine, masalah seksual, dan nyeri perineum bahkan dapat bertahan 6-7 bulan sesudah melahirkan.

Perdarahan dan keputihan (lokia) bisa dilangsungkan selama 2-4 minggu sesudah melahirkan, dan dapat kembali datang dan pergi selama 2 bulan setelahnya. Sejumlah masalah jasmani ini kemudian dapat meningkatkan risiko depresi pasca mencetuskan pada ibu baru.

Kenapa ibu baru jangan ikut puasa sesudah melahirkan

Masa nifas sejatinya ialah momen yang tepat untuk membalikkan kekuatan tubuh dengan menunjang kembali keperluan nutrisi Anda. Pola santap sehat dengan gizi yang sebanding sangat urgen untuk menolong menjaga kesehatan Anda, mempercepat proses pemulihan, dan memberi kita energi yang diperlukan untuk mengasuh bayi baru lahir.

Terlebih lagi, telah begitu tidak sedikit penelitian yang mengindikasikan bahwa kecukupan nutrisi yang baik dapat menangkal mood swing pada ibu hamil, dan karenanya dapat meminimalisir risiko depresi pascamelahirkan.

Maka dari itu, ibu yang baru saja mencetuskan selalu dianjurkan untuk menggandakan makanan berprotein tinggi, laksana daging merah, ikan, telur, produk susu, kacang-kacangan, sampai gandum. Konsumsi protein tinggi sangat dianjurkan untuk ibu dalam masa nifas sebab protein berperan urgen untuk perbaikan sel dan jaringan tubuh yang bobrok setelah melahirkan, dan pun pembentukan sel-sel baru. Ibu yang sedang dalam masa nifas juga diharuskan untuk menggandakan vitamin dan mineral dari buah dan sayuran guna mendorong proses pemulihan diri.

Perempuan yang baru saja mencetuskan sangat dianjurkan untuk rajin minum air, khususnya air putih, untuk memenuhi ulang cairan tubuh yang hilang sesudah proses persalinan. Bagi itu, pastikan minum enam hingga 10 gelas cairan masing-masing hari.

Dehidrasi umum terjadi sekitar puasa, dan dapat diperparah dengan kondisi jasmani ibu yang memang telah kehilangan tidak sedikit cairan ketika bersalin. Dehidrasi dapat menurunkan tingkat energi ibu baru secara drastis. Selain urgen untuk mengawal tingkat energi tubuh, asupan cairan yang memadai pun penting guna kelancaran buatan ASI untuk si kecil.

Puasa mewajibkan Anda untuk memberi batas asupan makanan dan minuman dalam masa-masa yang lumayan lama. Padahal, asupan nutrisi ialah salah satu hal utama dari kecepatan pemulihan sesudah persalinan. Itu sebabnya mengapa perempuan jangan puasa sesudah melahirkan.

Belum lagi memperhitungkan hal stres dan keletihan dari mengurus buah hati, diperbanyak dengan keharusan menyiapkan sahur dan berbuka guna anggota family yang lain, yang tentunya bisa memengaruhi tingkat kesehatan jasmani Anda secara keseluruhan.

Belum ada Komentar untuk "Apakah Ibu Boleh Ikut Puasa Kalau Baru Saja Melahirkan?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel